Sabtu, 25 Oktober 2014

Sistem kardiovaskuler



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung pada anak ada 2 macam, yaitu penyakit jantung bawaan dan penyakit jantung didapat. Kedua macam penyakit jantung ini dapat menyebabkan gagal jantung atau fungsi jantung yang menurun di mana jantung tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan metabolik jaringan tubuh.
Penyakit jantung bawaan (PJB) pada bayi dan anak cukup banyak ditemukan di Indonesia. Laporan dari berbagai penelitian di luar negeri menunjukkan 6-10 dari 1000 bayi lahir hidup menyandang penyakit jantung bawaan. Sampai saat ini belum jelas diketahui penyebab kelainan jantung bawaan.
Faktor yang mendasari patofisiologi dari gagal jantung adalah faktor mekanis (defek struktural yang memberikan beban berlebihan pada otot jantung), faktor miokard (miokarditis) dan kombinasi keduanya (kelainan intrinsik yang mengganggu faal miokard).
Miokarditis merupakan salah satu penyakit jantung didapat non-reumatik yang sering dijumpai selain endokarditis bakterialis dan difterika. Pada waktu infeksi terkena virus, infiltrasi sel-sel inflamatoris ke jantung dapat terjadi. Inflamasi pada miokard didefinisikan oleh Badan Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO), sebagai miokarditis. Sedangkan inflamasi miokard yang berkaitan dengan disfungsi jantung didefinisikan sebagai kardiomiopati inflamatoris. Proses inflamasi di jantung yang disebabkan oleh infeksi virus tidak hanya terbatas pada miokard, tetapi dapat juga melibatkan endokardium dan epikardium.
Salah satu miokarditis yang penting adalah miokarditis karena kuman difteria, yang disebut miokarditis difterika. Komplikasi jantung pada anak dengan difteria terdapat sekitar 10-20 persen dan 50 persen dari anak yang meninggal karena difteria disebabkan oleh komplikasi jantung. Komplikasi penyakit yang sangat berat ialah terjadinya kolaps sirkulasi yang terjadi pada minggu pertama. Sedangkan miokarditis umumnya timbul pada minggu kedua dan ketiga.

1.2 Tujuan Penulisan
1.      Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang anatomi fisiologi
2.      Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang pemeriksaan fisik pada miokardium
3.      Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang pengertian miokarditis
4.      Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang etiologi miokarditis
5.      Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang tanda dan gejala miokarditis
6.       Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang penyebab miokarditis
7.      Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang manifestasi klinis miokarditis
8.      Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang faktor resiko miokarditis
9.      Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang klasifikasi miokarditis
10.  Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang patofisiologi miokarditis
11.  Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang pathway miokarditis
12.  Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang pemeriksaan diagnostik miokarditis
13.  Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang komplikasi miokarditis
14.  Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang penatalaksanaan miokarditis
15.  Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang pengobatan miokarditis
16.  Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang pengaturan diet penderita miokarditis
17.  Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep keperawatan
18.  Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang asuhan keperawatan miokarditis







BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Anatomi Fisiologi
Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah. Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum
Jantung dibungkus oleh membran perikardium. Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma, sternum dan pleura yang membungkus paru-paru. Perikardium terdiri atas tiga lapis. Lapisan luar adalah perikardium fibrosa. Dibawah perikardium fibrosa terdapat perikardium parietalis, suatu membran serosa. Lapisan yang terletak pada permukaan otot jantung dinamakan perikardium viseralis, yang juga disebut epikardium. Diantara membran perikardium parietalis dan viseralis terdapat cairan serosa, yang berfungsi mencegah gesekan pada saat jantung berdenyut.
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan. Epikardium luar tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial yang berada di atas jaringan ikat. Miokardium tengah terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi utnuk memompa darah. Kontraksi miokardium menekan darah keluar ruang menuju arteri besar. Endokardium dalam tersusun dari lapisan endotellial yang melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan jantung.
Mekanisme dasar kerja jantung:
a)      Jantung adalah pompa yang berotot dengan empat ruang dan empat katup.
b)      Ruang-ruang bagian atas, serambi (atrium) kanan dan serambi kiri (atria-bentuk jamak untuk atrium) adalah ruang-ruang pengisi yang berdinding tipis.
c)      Darah mengalir dari atrium (serambi-serambi) kanan dan kiri melalui katup tricuspid dan mitral kedalam ruang-ruang yang lebih rendah yaitu ventricles (bilik-bilik) kanan dan kiri.
d)     Ventricles kanan dan kiri mempunyai dinding-dinding berotot yang tebal untuk memompa darah melaui klep-klep pulmonic dan aortic kedalam peredaran (sirkulasi).
e)      Klep-klep jantung adalah kelopak-kelopak yang tipis dari jaringan yang membuka dan menutup pada saat yang tepat selama setiap siklus denyut jantung.
f)       Fungsi utama dari klep-klep jantung ini adalah untuk mencegah darah mengalir balik kembali.
g)      Darah bersirkulasi melalui arteri-arteri untuk menyediakan oksigen dan nutrisi-nutrisi lain ke tubuh, dan kemudian kembali dengan pembuangan karbondioksida melalui vena-vena ke atrium (serambi) kanan; ketika ventricles mengendur (relax), darah dari atrium kanan lewat melalui klep tricuspid kedalam ventricle (bilik) kanan.
h)      Ketika ventricles berkontraksi, darah dari bilik (ventricle) kanan dipompa melalui klep pulmonic kedalam paru-paru untuk mengisi kembali oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
i)        Darah yang mengandung oksigen kemudian kembali ke atrium kiri dan lewat melalui klep mitral kedalam ventricle (bilik) kiri.
j)        Darah dipompa oleh ventricle kiri melaui klep aortic kedalam aorta dan arteri-arteri tubuh.
2.2 Pemeriksaan Fisik pada Miokardium
Pemeriksaan Fisik
1)       Kepala dan Leher
·         Rambut         : Keriting/lurus, ada lesi/tidak, distribusi merata
·          Wajah           : Sianosis
·         Hidung           : Terdapat sekret berbau busuk sedikit bercampur darah, ada membran putih pada septum nadi, adanya pernapasan cuping hidung
·         Mulut              : Bibir kering, mulut terbuka, ada membran putih pada tonsil dan faring
·         Leher               : Pembesaran kelenjar getah bening pada leher, edema pada laring dan trakea (bullneck), permukaan laring dan trakea tertutup oleh pseudomembran.
2)       Thorax
·         Inspeksi          : Simetris, terdapat otot bantu pernafasan
·         Palpasi           : Adanya demam
·          Perkusi          : Suara paru normal (resonance )
·         Auskultasi      : Terdengar wheezing

















3)       Abdomen
·         Inspeksi          : Tidak ada odem, warna kulit samadengan warna kulit yang lain
·         Palpasi            : Terdapat nyeri tekan di bagian epigastrium
·         Perkusi             : Bunyi timpani
·         Auskultasi       : Suara bising usus 7-10x/menit
4)       Integument
·         Inspeksi              : Kulit keabu - abuan dingin dan basah
·         Palpasi                : Turgor kulit menurun
5)       Ekstremitas
·         Eks. Atas      : Akral ekstermitas hangat, CRT kembali 3detik
·         Eks. Bawah  : Akral ekstermitas hangat

2.3 Pengertian Miokarditis
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan kimia radiasi. Miokarditis dapat disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik. Pada miokarditis, kerusakan miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan basil miosit. Toksin akan menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis akan didapatkan miosit dengan infiltrasi lema, serat otot mengalami nekrosis hialin. Beberapa organisme dapat menyerang dinding arteri kecil, terutama arteri koronaintramuskular yang akan memberikan reaksi radang perivaskular miokardium. Keadaan ini dapat disebabkan oleh pseudomonas dan beberapa jenis jamur seperti aspergilus dan kandida. Sebagian kecil mikroorganisme menyerang langsung sel-sel miokardium yang menyebabkan reaksi radang. Hal ini dapat terjadi pada Toksoplasmosis gondii. Pada trikinosis, sel-sel radang yang ditemukan terutama eusinofil.
2.4 Etiologi Miokarditis
Penyebab dari peradangan pada miokardium adalah:
a)      Virus
b)      Jamur
c)      Bakteri
d)     Parasit
e)      Protozoa
f)       Spirozeta
g)      Proses hipersensitifitas, seperti demam rematik
2.5 Tanda dan Gejala Miokarditis
Tanda dan gejala miokarditis yang sering ditemukan, yaitu:
a)      Takikardia. Peningkatan suhu akibat infeksi menyebabkan frekuensi denyut nadi akan meningkat lebih tinggi.
b)      Bunyi jantung melemah, disebabkan penurunan kontraksi otot jantung . Katup-katup mitral dan trikuspidalis tidak dapat ditutup dengan keras.
c)      Auskultasi: gallop, gangguan irama supraventrikular dan ventricular.
d)     Gagal jantung. Dekompensasi jantung terutama mengenai jantung sebelah kanan.
Gejala Klinis
a)      Letih
b)      Napas pendek
c)      Detak jantung tidak teratur
d)     Demam
Gejala-gejala lain karena gangguan yang mendasarinya:
a)      Menggigil
b)       Demam
c)      Anoreksia
d)     Nyeri dada
e)      Dispnea dan disritmia
f)       Tamponade
g)      Ferikardial/kompresi (pada efusi perikardial)
2.6 Penyebab Miokarditis
Penyebab miokarditis adalah:
a)      Infeksi bakteri
b)      Infeksi jamur
c)      Infeksi parasit
d)     Infeksi virus
2.7 Manifestasi Klinis Miokarditis
Manifestasi klinis dari miokarditis adalah:
a)      Tergantung pada  jenis infeksi dan derajat kerusakan jantung
b)      Kelelahan, dispneu, berdebar-debar
c)      Rasa tidak nyaman di dada dan perut
d)     Bunyi jantung tambahan, gallop dan bising sistolik
e)      Denyut nadi alternans  (pergantian denyut lemah dan kuat  secara reguler)

2.8 Faktor Resiko Miokarditis
Penyakit ini dapat menyerang semua golongan umur.  Ada yang menduga miokarditis terjadi 5-15% dari pasien dengan penyakit infeksi. Demam reumatik sebagai penyebab miokarditis sering terdapat di negara-negara berkembang. Faktor predisposisi diawali dengan penyakit-penyakit kelainan jantung dapat berupa penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung prostetik, penyakit jantung sklerotik, prolaps katub mitral, post operasi jantung, miokardiopati hipertrof obstruksi.
2.9 Klasifikasi Miokarditis
a)        Acute isolated myocarditis adalah miokarditis interstitial acute dengan etiologi tidak diketahui
b)         Bacterial myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh infeksi bakteri
c)        Chronic myocarditis adalah penyakit radang miokardial kronik
d)       Diphtheritic myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan oleh toksin bakteri yang dihasilkan pada difteri: lesi primer bersifat degeneratiff dan nekrotik dengan respons radang sekunder
e)        Fibras myocarditis adalah fibrosis fokal/difus mikardial yang disebabkan oleh peradangan kronik
f)         Giant cell myocarditis adalah subtype miokarditis akut terisolasi yang ditandai dengan adanya sel raksasa multinukleus dan sel-sel radang lain, termasuk limfosit, sel plasma dan makrofag dan oleh dilatasi ventikel, trombi mural, dan daerah nekrosis yang tersebar luas
g)        Hypersensitivity myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan reaksi alergi yang disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap berbagai obat, terutama sulfonamide, penicillin, dan metildopa
h)        Infection myocarditis adalah disebabkan oleh agen infeksius; termasuk bakteri, virus, riketsia, protozoa, spirochaeta, dan fungus. Agen tersebut dapat merusak miokardium melalui infeksi langsung, produksi toksin, atau perantara respons immunologis
i)          Interstitial myocarditis adalah mikarditis yang mengenai jaringan ikat interstitial
j)          Parenchymatus myocarditis adalah miokarditis yang terutama mengenai substansi ototnya sendiri
k)        Protozoa myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh protozoa terutama terjadi pada penyakit Chagas dan toxoplasmosis
l)          Rheumatic myocarditis adalah gejala sisa yang umum pada demam reumatik
m)      Rickettsial myocarditis adalah mikarditis yang berhubungan dengan infeksi riketsia
n)        Toxic myocarditis adalah degenerasi dan necrosis fokal serabut miokardium yang disebabkan oleh obat, bahan kimia, bahan fisik, seperti radiasi hewan/toksin serangga atau bahan/keadaan lain yang menyebabkan trauma pada miokardium
o)        Tuberculosis myocarditis adalah peradangan granulumatosa miokardium pada tuberkulosa
p)        Viral myocarditis disebabkan oleh infeksi virus terutama oleh enterovirus; paling sering terjadi pada bayi, wanita hamil, dan pada pasien dengan tanggap imun rendah
2.10 Patofisiologi Miokarditis
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar:
a)      Invasi langsung ke miokard
b)      Proses immunologis terhadap miokard
c)      Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium
Proses miokarditis viral ada dua tahap, fase pertama (akut) berangsung kira-kira 1 minggu (pada tikus) di mana terjadi invasi virus ke miokardium, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan neutral killer cell (sel NK). Fase kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan sistem imun akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibodi terhadap miokardium, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokardium dan yang minimal sampai yang berat. Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusakkan sel-sel endotel dan terbentuknya antibodi endotel, diduga sebagai penyebab spasme mikrovaskular. Walaupun etiologi kelainan mikrovaskular belum pasti, tetapi sangat mungkin berasal dari respon imun atau kerusakan endotel akibat infeksi virus. Jadi pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro yang menyebabkan proses berulang antara obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan larutnya matriks miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal menyebabkan rontoknya serabut otot, dilatasi jantung, dan hipertrofi miosit yang tersisa. Akhirnya proses ini mengakibatkan habisnya kompensasi mekanis dan biokimiawi yang berakhir dengan payah jantung.
2.11 Pathway Miokarditis


 



















2.12 Pemeriksaan Diagnostik Miokarditis
a)      Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk menentukan etiologi. Biakan darah dapat menemukan sebagian besar organisme pathogen.Pada infeksi parasit terdapat eosinofilia sebagai laju endapan meningkat. Enzim keratin kinase atau laktat dehidroginase (LDH) dapat meningkat sesuai luasnya nekrosis miokard.
b)      Elektrocardiograf                                
Muncul kelainan sinus takikardia, perubahan segmen ST dan gelembung T serta low voltage. Kadang ditemukan aritmia arial atau ventrikuler, AV block, intra ventrikulerconduction defek dan QT memanjang.
c)      Foto thorak
Ukuran jantung sering membesar kadang disertai kongesti paru.
d)     Ekokardiograf
Pada kedua ventrikel sering didapat hipokinesis, bersifat regional terutama di apeks. Adanya penebalan dinding ventrikel, trombi ventrikel kiri, pengisian diastolik yang abnormal dan efusi pericardial.
e)      Radio Nuclide Scaning dan Magnetic Resonance Imaging.
Ditemukan adanya perubahan inflamasi dan kronis yang khas pada miokarditis.
f)       Biopsy endomiokardial
Melalui biopsy tranvernous dapat diambil endomiokardium ventrikel kanan kiri. Hasil biopsy yang positif memiliki nilai diagnostic sedang negative tidak dapat menyingkirkan miokarditis. Diagnosis ditegakkan bila pada biopsy endomiokardial didapatkan nekrosis atau degenerasi parasit yang dikelilingi infiltrasi sel sel radang.
2.13 Komplikasi Miokarditis
a)      Kardiomiopati kongestif/dilated.
b)      Payah jantung kongestif.
c)      Efusi perikardial.
d)     AV block total.
e)      Trombi Kardiac


2.14 Penatalaksanaan Miokarditis
Penanganan pada pasien dengan miokarditis adalah:
a)      Pasien diberi pengobatan kusus terhadap penyebab yang mendasari (penisilin untuk streptokokus hemolitikus).
b)      Pasien dibaringkan ditempat tidur untuk mengurangi beban jantung. Berbaring juga membantu mengurangi kerusakan miokardial residual dan komplikasi miokarditis.
c)      Fungsi jantung dan suhu tubuh harus selalu dievaluasi.
d)     Bila terjadi gagal jantung kongestif harus diberikan obat untuk memperlambat frekuensi jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksi.
2.15 Pengobatan Miokarditis
a)      Semua pasien dengan miokarditis akut sebaiknya dirawat untuk diobservasi.
b)      Dianjurkan tirah baring untuk pembatasan aktifitas.
c)      Pengobatan biasanya suportif dan ditujukan pada penyakit infeksi sistemik.
d)     Terapi spesifik dapat diberikan antibodi atau kemoterapeutik yang sesuai dngan penyebabnya.
e)      Aritmia diobati dengan anti aritmia. Kadang-kadang diperlukan pemasangan pacu jantung.
f)       Anti imflamasi nonsteroid, salisilat, ibuprofen, dan indometasin merupakan kontraindikasi pada fase akut (2 minggu pertama), tetapi cukup aman bila di kosumsi pada fase-fase lanjut.
2.16 Pengaturan Diet Penderita Miokarditis
Diet tinggi di karbohidrat kompleks, buah-buahan, kacang dan biji-bijian mengandung jumlah tinggi pigmen tanaman yang dikenal sebagai flavonoid yang memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung sehat. Minumlah setengah dari berat badan Anda air perlu minum 80 ons air atau jus untuk mencegah sel-sel dalam tubuh kita menjadi dehidrasi. Mempertahankan fungsi normal dari sel-sel tubuh kita merupakan cara sehat untuk menormalkan tekanan darah tinggi.
Sayuran dan dan buah-buahan mengandung jumlah tinggi vitamin A, E, C dan B. Vitamin E, beta karoten dan antioksidan vitamin C membantu memperkuat pembuluh darah kecil dan tipis sehingga darah bisa mengalir lancar dalam hasil menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Plum, tomat, dan selada air merupakan pilihan yang terbaik. Ada banyak makanan yang dapat membantu untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol seperti horsenut, jus anggur, dan apel. Saya harap artikel ini akan memberi Anda beberapa ide untuk memilih makanan yang membantu untuk memulihkan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Jantung dengan pesanan FoodsIn untuk menurunkan resiko penyakit jantung makanan yang dikonsumsi dalam makanan sehari-hari menjadi salah satu dari banyak faktor penting. Berikut adalah beberapa makanan yang saya temukan sebenarnya dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol sehingga menurunkan resiko jantung diseasesa) air algae Fresh ganggang air segar berisi makanan chlorophyII-kaya yang merupakan antioksidan kuat untuk melindungi membangun radikal bebas dan memulihkan DNA sel yang rusak. Hal ini juga mengandung jumlah tinggi Omega 3 dan asam lemak 6 yang dapat membantu menjaga tekanan darah normal serta kadar kolesterol.
 Omega 3 dan 6 asam lemak juga menghambat pembekuan darah yang menyebabkan penyumbatan arteri dan penyakit jantung. Bawang bombay dan bawang garlicGarlic dan mengandung sejumlah senyawa belerang tinggi yang tidak hanya membantu meningkatkan sirkulasi darah tapi juga membantu untuk menjaga Anda dari penggumpalan platelet bersama. konsumsi harian baik bawang putih dan bawang membantu untuk menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol dalam rentang yang sehat.
2.17 Konsep Keperawatan Miokarditis
A.    Pengkajian
Pengkajian pasien miokarditis meliputi:
a)      Aktivitas/istirahat
Gejala: kelelahan, kelemahan.
Tanda: takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktivitas.
b)      Sirkulasi
Gejala: riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital, bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan.
c)      Tanda: takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal, kardiomegali, frivtion rub, murmur, irama gallop (S3 dan S4), edema, DVJ, petekie, hemoragi splinter, nodus osler, lesi Janeway.
d)     Eliminasi
Gejala: riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal ; penurunan frekuensi/jumlah urine.
Tanda: urin pekat gelap.
e)      Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala: nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring.
Tanda: perilaku distraksi, misalnya gelisah.
f)       Pernapasan
Gejala: napas pendek, napas pendek kronis memburuk pada malam hari (miokarditis).
Tanda: dispnea, DNP (dispnea nocturnal paroxismal), batuk, inspirasi mengi, takipnea, krekels, dan ronkhi, pernapasan dangkal.
g)      Keamanan
Gejala: riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis; trauma dada; penyakit keganasan/iradiasi thorakal; dalam penanganan gigi; pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/GU), penurunan imun.
Tanda: demam.
h)      Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala: terapi intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau penyalahgunaan obat parenteral.
B.     Diagnosa Keperawatan
a)      Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan.
b)      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan curah jantung.
c)      Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
d)     Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, misalnya intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.
C.    Intervensi Keperawatan
a)      Diagnosa
Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Tujuan:
Nyeri hilang atau terkontrol.
Kriteria Hasil:
1)      Nyeri berkurang atau hilang
2)      Klien tampak tenang
Intervensi
1)      Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau penurun. Perhatikan petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan, misalnya; berbaring dengan diam/gelisah, tegangan otot, menangis.
2)      Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan misalnya; perubahan posisi, gosokkan punggung, penggunaan kompres hangat/dingin, dukungan emosional.
3)       Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (agen nonsteroid: aspirin, indocin; antipiretik; steroid).
4)      Kolaborasi pemberian oksigen suplemen sesuai indikasi.
Rasional
1)      Pada nyeri ini memburuk pada inspirasi dalam, gerakkan atau berbaring dan hilang dengan duduk tegak/membungkuk.
2)      Tindakan ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.
3)      Dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respons inflamasi, menurunkan demam; steroid diberikan untuk gejala yang lebih berat.
4)      Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja jantung.
b)      Diagnosa
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan curah jantung.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Tujuan:
Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
Kriteria Hasil:
1)      Perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.
2)      Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa dibantu.
3)       Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.
Intervensi
1)      Kaji respons pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya perubahan dan keluhan kelemahan, keletiahan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas.
2)      Pantau frekuensi/irama jantung, TD dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah aktivitas dan selama diperlukan.
3)       Pertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai indikasi.
4)      Rencanakan perawatan dengan periode istirahat/tidur tanpa gangguan.
5)      Bantu pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur, mencatat respons tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan aktivitas.
6)      Kolaborasi pemberian oksigen suplemen sesuai indikasi.
Rasional
1)      Miokarditis menyebabkan inflamasi dan kemungkinan kerusakan fungsi sel-sel miokardial.
2)      Membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal.
3)      Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas.
4)      Meningkatkan resolusi inflamasi selama fase akut.
5)      Memberikan keseimbangan dalam kebutuhan dimana aktivitas bertumpu pada jantung.
6)      Saat inflamasi/ kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan aktivitas yang diinginkan, kecuali kerusakan miokard permanen/terjadi komplikasi.
7)      Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja jantung
c)      Diagnosa
Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Tujuan:
Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
Kriteria Hasil:
1)      Melaporkan/menunjukkan penurunan periode dispnea, angina, dan disritmia.
2)      Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil.
Intervensi
1)      Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah aktivitas dan selama diperlukan.
2)      Pertahankan tirah baring dalam posisi semi-Fowler.
3)      Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak/muffled tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4.
4)      Berikan tindakan kenyamanan misalnya; perubahan posisi, gosokkan punggung, dan aktivitas hiburan dalam tolerransi jantung.
Rasional
1)      Membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal. Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas.
2)      Menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung.
3)      Memberikan deteksi dini dari terjadinya komplikasi, misalnya GJK, tamponade jantung.
4)      Meningkatkan relaksasi dan mengarahkan kembali perhatian.
d)     Diagnosa
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Tujuan:
Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.
Kriteria Hasil
1)      Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan.
2)      Memperlihatan perubahan perilaku untuk mencegah komplikasi.
Intervensi
1)      Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.
2)      Jelaskan efek inflamasi pada jantung, secara individual pada pasien. Ajarkan untuk memperhatikan gejala sehubungan dengan komplikasi/berulangnya dan gejala yang dilaporkan dengan segera pada pemberi perawatan, contoh ; demam, peningkatan nyeri dada yang tak biasanya, peningkatan berat badan, peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
3)      Anjurkan pasien/orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat; kebutuhan diet; pertimbangan khusus; aktivitas yang diijinkan/dibatasi.
4)       Kaji ulang perlunya antibiotik jangka panjang/terapy antimicrobial.
Rasional
1)      Perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien/orang terdekat untuk mempelajari penyakit.
2)      Untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri, pasien perlu memahami penyebab khusus, pengobatan dan efek jangka panjang yang diharapkan dari kondisi inflamasi, sesuai dengan tanda/gejala yang menunjukan kekambuhan/komplikasi.
3)      Informasi perlu untuk meningkatkan perawatan diri, peningkatan keterlibatan pada program terapeutik, mencegah komplikasi.
4)      Perawatan di rumah sakit/pemberian antibiotic IV/antimicrobial perlu sampai kultur darah negative/hasil darah lain menunjukkan tak ada infeksi.
D.    Implementasi Keperawatan
                 Implementasi adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan bagaimana respon pasien.
E.     Evaluasi Keperawatan
                  Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.
Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai:
1)      Berhasil: perilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan di tujuan.
2)      Tercapai sebagian: pasien menunujukan perilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan tujuan.
3. Belum tercapai.: pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan perilaku yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.
















BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Pasien Tn. Hs. 30 tahun, dirujuk dari RSUD dengan keluhan nyeri dada disertai sesak nafas setelah beberapa jam smrs. Pasien juga mengatakan demam naik turun pada 3 bulan terakhir disertai mual dan tidak nafsu makan sehingga berat badan pasien turun 10 kg dalam waktu 3 bulan. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan ST elevasi yang menetap seperti perekaman beberapa jam sebelumnya. TD = 110/60 mmHg, nadi = 120x/menit, RR = 26x/menit, suhu = 38,5º C. Hasil kultur darah menunjukkan streptococcus hemolitikus sebagai penyebab infeksi miokarditis.
Pengkajian
1.      Anamnesa
a.       Pengumpulan data:
-        Nama: Ny. Tn. Hs
-        Usia: 30 tahun
-        Jenis kelamin: Pria
-        Suku atau bangsa: Indonesia
-        Agama: Islam
-        Pendidikan: -
-        Pekerjaan: -
-        Alamat: -
b.      Riwayat penyakit/keluhan utama:
Keluhan nyeri dada disertai sesak nafas, demam naik turun disertai mual dan tidak nafsu makan sehingga berat badan pasien turun 10 kg dalam waktu 3 bulan
c.       Riwayat penyakit sekarang:
-        Keluhan nyeri dada disertai sesak nafas
-        Demam naik turun disertai mual dan tidak nafsu makan
d.      Riwayat penyakit dahulu: -
e.       Riwayat penyakit keluarga: -
f.       Riwayat pekerjaan/kebiasaan: -
2.      Pengkajian Fisik
a.       Breathing:
-        Sesak
-        Frekuensi nafas melebihi normal
b.      Bleeding:
-        Inspeksi:
-        Palpasi: nadi = 120x/menit
-        Perkusi: -
-        Auskultasi: tekanan darah menurun
c.       Brain: -
d.      Bladder: -
e.       Bowel: -
f.       Bone: -
g.      Psikososial: -
Data Fokus
Data Subjektif
Data Objektif
·      Pasien Tn. Hs. 30 tahun, dirujuk dari RSUD dengan keluhan nyeri dada
·      Sesak nafas setelah beberapa jam smrs
·      Pasien mengatakan demam naik turun pada 3 bulan terakhir
·      Mual dan tidak nafsu makan sehingga berat badan pasien turun 10 kg dalam waktu 3 bulan
·      Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan ST elevasi yang menetap seperti perekaman beberapa jam sebelumnya
·      TD = 110/60 mmHg
·      Nadi = 120x/menit
·      RR = 26x/menit
·      Suhu = 38,5º C
·      Hasil kultur darah menunjukkan streptococcus hemolitikus sebagai penyebab infeksi miokarditis



Analisa Data
No.
Tgl.
Data
Masalah
Etiologi
1.

DS:
·   Mual dan tidak nafsu makan sehingga berat badan pasien turun 10 kg dalam waktu 3 bulan
DO:
-
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Mual/muntah dan kehilangan nafsu makan
2.

DS:
· Pasien Tn. Hs. 30 tahun, dirujuk dari RSUD dengan keluhan nyeri dada
DO:
·    RR = 26x/menit
·    TD = 110/60 mmHg
·    Nadi = 120x/menit
·    Suhu = 38,5º C
Nyeri
Inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan

3.

DS:
·   Demam naik turun pada 3 bulan terakhir
·   Sesak napas
DO:
·   RR = 26x/menit
·   TD = 110/60 mmHg
·   Hasil kultur darah menunjukkan streptococcus hemolitikus sebagai penyebab infeksi miokarditis
·   Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan ST elevasi yang menetap seperti perekaman beberapa jam sebelumnya.
Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
Degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel

Diagnosa
No.
Dx. Keperawatan
Tanggal ditemukan
Tanggal teratasi
Paraf
1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual/muntah dan kehilangan nafsu makan ditandai dengan mual dan tidak nafsu makan sehingga berat badan pasien turun 10 kg dalam waktu 3 bulan



2.
Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan ditandai dengan keluhan nyeri dada, RR = 26x/menit, TD = 110/60 mmHg, Nadi = 120x/menit, Suhu = 38,5º C



3.
Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel ditandai dengan demam naik turun pada 3 bulan terakhir, sesak napas, RR = 26x/menit, TD = 110/60 mmHg, hasil kultur darah menunjukkan streptococcus hemolitikus sebagai penyebab infeksi miokarditis, hasil pemeriksaan EKG menunjukkan ST elevasi yang menetap seperti perekaman beberapa jam sebelumnya.





Intervensi
No.
No. Dx
Tujuan dan Kriteria Hasil (KH)

Intervensi
Rasional
1.
1.
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil:
·       Kebutuhan nutrisi terpenuhi
·      Adanya minat dan selera makan
·      BB normal

Mandiri:
·         Berikan intake kalori dan kualitas konsumsi makanan

·         Berikan makanan yang sesuai selera pasien
Kolaborasi:
·         Berikan obat analgesik sebelum makan atau sesuai dengan jadwal yang dianjurkan
·         Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan makanan seperti sayur-sayuran, buah-buahan (banyak mengandung vitamin A, B, C, E, antioksidan dan beta karoten), omega 3 dan omega 6

·         Untuk mengetahui pemasukan asupan intake makanan

·         Untuk menambah nafsu makan pasien 

·         Untuk mengurangi rasa nyeri klien



·         Untuk membantu memperkuat pembuluh darah kecil dan tipis sehingga darah bisa mengalir lancar dalam hasil menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke, menghambat pembekuan darah yang menyebabkan penyumbatan arteri dan penyakit jantung
2.
2.
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam masalah nyeri dapat teratasi dengan kriteria hasil:
·         Nyeri hilang atau terkontrol
·         Nyeri berkurang atau hilang
·         Klien tampak tenang


Mandiri:
·        Berikan perhatikan petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan, misalnya berbaring dengan diam/gelisah, tegangan otot, menangis.
·        Berikan lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan dan tindakan nyaman (contoh sprei yang kering/tak terlipat, gosokan punggung).
·        Bantu melakukan teknik relaksasi, misalnya  napas dalam/perlahan.
Kolaborasi:
·         Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal atau masker sesuai indikasi.





·         Berikan obat sesuai indikasi, contoh: Antiangina (nitrogliserin (Nitro-Bid, Nitrostrat, Nitro-Dur)

·         Pada nyeri ini memburuk pada inspirasi dalam, gerakkan atau berbaring dan hilang dengan duduk tegak atau membungkuk.
·         Tindakan ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.


·         Membantu dalam penurunan persepsi/respons nyeri.

·         Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian miokardia dan juga mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia jaringan.
·         Nitrat berguna untuk kontrol nyeri dengan efek vasodilatasi koroner yang meningkatkan aliran darah koroner dan perfusi miokardia. Efek vasodilatasi perifer menurunkan volume darah kembali ke jantung (preload) sehingga menurunkan kerja otot jantung dan kebutuhan oksigen.
3.
3.
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam masalah risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung dapat teratasi dengan kriteria hasil:
·         Mempertahankan stabilitas hemodinamik, contoh TD, curah jantung dalam rentang normal.
·         Penurunan sesak napas

Mandiri:
·      Pertahankan tirah baring dalam posisi semi-Fowler.


·      Auskultasi bunyi jantung.




·      Berikan tindakan kenyamanan, misalnya perubahan posisi, gosokkan punggung.

·      Menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung.
·      Memberikan deteksi dini dari terjadinya komplikasi, misalnya GJK, tamponade jantung
·      Meningkatkan relaksasi dan mengarahkan kembali perhatian.


Implementasi
Hari/tgl/jam
No. Dx
Tindakan Keperawatan
Hasil
Paraf

1.
·         Memberikan intake kalori dan kualitas konsumsi makanan
·         Memberikan makanan seperti sayur-sayuran, buah-buahan (banyak mengandung vitamin A, B, C, E, antioksidan dan beta karoten), omega 3 dan omega 6
·         Pemasukan asupan intake makanan terpenuhi
·         Berat badan klien mengalami peningkatan
·         Klien makan habis setengah porsi


2.
·        Memberikan lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan dan tindakan nyaman
·        Membantu melakukan teknik relaksasi, misalnya  napas dalam/perlahan.
·         Klien merasa lebih nyaman
·         Klien mengatakan nyeri berkurang



3.
·         Mempertahankan tirah baring dalam posisi semi-Fowler
·         Memberikan tindakan kenyamanan, misalnya perubahan posisi, gosokkan punggung.
·         Klien merasa lebih relaks
·         Klien tampak segar dari sebelumnya


Evaluasi
No.
Hari/tgl/jam
Dx. Kep
Evaluasi
Paraf
1.

1.
S: -
O: Pemasukan asupan intake makanan terpenuhi, berat badan klien mengalami peningkatan, klien makan habis setengah porsi
A: Masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
P: Intervensi memberikan makanan seperti sayur-sayuran, buah-buahan (banyak mengandung vitamin A, B, C, E, antioksidan dan beta karoten), omega 3 dan omega 6 dilanjutkan

2.

2.
S: Klien merasa lebih nyaman, klien mengatakan nyeri berkurang
O: -
A: Masalah nyeri belum teratasi
P: Intervensi memberikan lingkungan nyaman dan melakukan teknik relaksasi dilanjutkan

3.

3.
S: Klien merasa lebih relaks
O: Klien tampak segar dari sebelumnya
A: Masalah risiko tinggi penurunan curah jantung tidak terjadi
P: Intervensi mempertahankan tirah baring dalam posisi semi-Fowler dan memberikan tindakan kenyamanan dihentikan


BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
a)      Penyakit jantung ada 2 macam, yaitu penyakit jantung bawaan dan penyakit jantung didapat. Kedua macam penyakit jantung ini dapat menyebabkan gagal jantung atau fungsi jantung yang menurun di mana jantung tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan metabolik jaringan tubuh. Miokarditis merupakan salah satu penyakit jantung didapat non-reumatik yang sering dijumpai
b)      Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toksin bahan-bahan kimia dan radiasi.
c)      Komplikasi yang dapat timbul adalah kardiomiopati kongestif/dilated, payah jantung kongestif, efusi perikardial.
d)     Manifestasi klinis adalah letih, napas pendek, detak jantung tidak teratur, demam, Gejala-gejala lain karena gangguan yang mendasarinya, menggigil, anoreksia, nyeri dada, dispnea dan disritmia, perawatan untuk tindakan observasi, tirah baring/pembatasan aktivitas, antibiotik atau kemoterapeutik.
Saran
a)      Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan demam reumatik, perawat harus memahami konsep dasar asuhan keperawatan demam reumatik sehingga asuhan keperawatan dapat terlaksana dengan baik.
b)      Dalam melakukan tindakan keperawatan harus melibatkan pasien dan keluarganya serta tim kesehatan lainnya. Sehingga data yang diperoleh sesuai dengan tindakan yang dilakukan.
c)      Dalam melakukan tindakan keperawatan disarankan untuk mengevaluasi tindakan tersebut secara terus menerus.


DAFTAR PUSTAKA
Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith. M. 2002. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.
Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta. Media Aescalapius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar